6 Bahan Skincare Berbahaya yang Bisa Picu Kanker 2025

6 Bahan Skincare Berbahaya

lip-akko.com – 6 Bahan Skincare Berbahaya seperti formaldehida, triclosan, dan ftalat berpotensi picu kanker dan ganggu kesehatan hormon, terutama pada perempuan yang pakai banyak produk. Uni Eropa larang 1.600 bahan berisiko. Oleh karena itu, artikel ini rangkum daftar, dampak, dan tips hindari, berdasarkan sumber pengguna per 22 September 2025, 08:54 WIB.

Mengapa Bahan Skincare Berbahaya Perlu Diwaspadai?

Perempuan gunakan rata-rata 12 produk kecantikan sehari, tambah paparan dari deterjen, pembersih. Selain itu, Dr. Lola Shahine: “Tak ada pelacakan akumulasi paparan bahan kimia.” Dengan demikian, risiko kanker, gangguan hormon meningkat. Misalnya, Uni Eropa, Inggris, Australia batasi bahan berbahaya. Untuk itu, kenali label produk. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya kunci perhatian.

Daftar 6 Bahan Skincare Berbahaya

1. Formaldehida

Formaldehida ada di penghalus rambut (brazilian blowout), pengeras kuku, sampo, lotion, lem bulu mata. Selain itu, karsinogen, iritasi pernapasan. Dengan kata lain, dilarang di Uni Eropa, Inggris. Misalnya, senyawa pelepas formaldehida juga berisiko. Untuk itu, hindari produk berlabel “formaldehyde”. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya mulai formaldehida.

2. Triclosan

Triclosan, antibakteri di sabun, obat kumur, pembersih tangan, dilarang di Uni Eropa, Inggris, dibatasi 0,3% di Australia. Selain itu, picu gangguan hormon, kesuburan, risiko osteoarthritis dua kali lipat. Dengan demikian, periksa label sabun. Misalnya, pilih produk bebas triclosan. Untuk itu, keamanan prioritas. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya termasuk triclosan.

3. DBP dan Ftalat

Ftalat (dibutyl phthalate/DBP) di cat kuku, parfum, ganggu endokrin, picu jantung, obesitas, diabetes, infertilitas, keguguran. Selain itu, Dr. Shahine: “Ganggu sperma, sel telur, reproduksi.” Dengan kata lain, dilarang di Uni Eropa, tapi masih ada di AS. Misalnya, hindari parfum dengan ftalat. Untuk itu, cek komposisi. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya soroti ftalat.

4. Lilial

Lilial, pewangi sintetis di parfum, lotion, dilarang di Eropa sejak 2022, racun reproduksi, ganggu endokrin. Selain itu, Dr. Andrea Gore: “Hindari wewangian tambahan di sampo, lotion, deterjen.” Dengan demikian, pilih produk bebas pewangi. Misalnya, baca label parfum. Untuk itu, kurangi risiko. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya waspadai lilial.

5. Zinc Pyrithione (ZPT)

ZPT di sampo antiketombe, krim antijamur, dilarang di Eropa sejak 2022. Selain itu, sebabkan iritasi kulit, fotosensitivitas, alergi, bahaya ekosistem perairan. Dengan kata lain, periksa sampo. Misalnya, pilih alternatif alami. Untuk itu, lindungi kulit dan lingkungan. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya termasuk ZPT.

6. Selenium Sulfida

Selenium sulfida di sampo antiketombe, perawatan antijamur, dilarang di Eropa. Selain itu, picu risiko kanker, efek samping serius. Dengan demikian, hindari produk dengan bahan ini. Misalnya, cek komposisi sampo. Untuk itu, keamanan kulit prioritas. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya tutup dengan selenium sulfida.

Tips Hindari Bahan Skincare Berbahaya

  1. Baca Label: Cari “non-comedogenic”, “fragrance-free”, hindari formaldehida, ftalat, lilial.
  2. Pilih Alami: Gunakan produk dengan bahan alami, minim kimia.
  3. Konsultasi: Tanya dokter kulit untuk produk aman.
  4. Kurangi Paparan: Batasi jumlah produk kecantikan harian.

Selain itu, Dr. Shahine: “Akumulasi paparan kimia berisiko jangka panjang.” Dengan demikian, pilih produk dari merek transparan. Misalnya, sampo bebas ZPT lebih aman. Untuk itu, edukasi diri penting. Oleh sebab itu, 6 Bahan Skincare Berbahaya perlu dihindari.

Kesimpulan

6 Bahan Skincare Berbahaya—formaldehida, triclosan, ftalat, lilial, ZPT, selenium sulfida—picu kanker, ganggu hormon, dilarang di Eropa. Oleh karena itu, baca label, konsultasi dokter kulit. Dengan demikian, kurangi risiko dengan produk aman. Untuk itu, jaga kesehatan kulit!

Sumber: Diadaptasi dari sumber pengguna, ditulis ulang untuk orisinalitas, tanpa tautan eksternal.

Recommended Articles